Sabtu, 15 Februari 2014

Artikel Sumpah Pemuda

      Hari Sumpah Pemuda yang diperingati pada tanggal 28 Oktober ini  merupakan momentum bagi bangsa Indonesia. Terutama, para generasi muda untuk sama-sama kembali mengingat, menjaga, dan melestarikan perjuangan kaum muda yang bersusah payah untuk memerdekan negara Indonesia hingga mereka merasakan kesusahan dan mereka rela mati demi menyelamatkan negara Republik Indonesia ini. Oleh karena itu, ini dijadikan  sebuah tonggak untuk kembali membangkitkan rasa nasionalisme kebangsaan bagi para pemuda.
    Sebagaimana kita ketahui bahwa Belanda menjajah Bangsa Indonesia 350 tahun dan dilanjutkan dengan Jepang 3,5 tahun . Mungkin hal inilah yang membuat persatuan dan kesatuan bangsa menjadi kuat, rasa kebersamaan karena hidup dalam tirani penjajahan membuat daya juang yang begitu tinggi khususnya di kalangan pemuda.Saat ini bangsa Indonesia telah lebih dari 68 tahun merdeka dan terbebas dari belenggu penjajahan, tetapi semangat juang khususnya di kalangan pemuda terlihat semakin menurun. Arus globalisasi informasi yang meluncur deras masuk ke Indonesia bahkan telah memasuki setiap rumah tangga melalui perangkat komunikasi yang dimiliki oleh hampir setiap anggota keluarga rupanya telah merubah paradigma dalam sudut pandang kebangsaan. Saat ini bukan lagi para pejuang kemerdekaan dan pembela tanah air yang menjadi panutan, tapi para pemuda khususnya remaja lebih gandrung mengidolakan artis penyanyi korea. Mereka akan menjerit histeris saat pujaannya tampil dalam sebuah konser yang mereka lihat dengan harga tiket yang tidak murah, bahkan mereka rela antri berjam-jam demi mendapatkan sebuah tiket konser tersebut . Tapi ketika ditanya siapa itu bung Tomo sedikit sekali diantara mereka yang mengetahui sejarahnya. Apakah begitu sikap dan perilaku pemuda zaman sekarang ?
   Sehingga banyak para generasi muda yang sudah mulai melupakan akar budaya dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat kita saat ini. Makna Persatuan dan kesatuan yang sudah di ikrarkan dalam sumpah pemuda saat itu sudah mulai pudar terbukti saat ini banyak tawuran para pelajar. Ini menjadi tanda tanya besar bagi kita mengapa Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sakit, Bangsa yang mudah terpropokasi dengan isu yang tidak benar, mementingkan diri sendiri tidak mau tahu dengan kebutuhan orang lain.
Menjadi bahan renungan kita bersama sebagai generasi muda yang harus menjunjungi tinggi Bhineka Tunggal IKa sebagai alat pemersatu Bangsa yang dilandasi semangat gotong royong yang sejak nenek moyang kita sangat sacral sekali dalam kehidupan dimasyarakat. Sekarang dimana nilai-nilai tersebut sudah luntur oleh berbagai pengaruh budaya yang kita tidak tahu datang dari mana sehingga sedikit saja ada gesekan sudah menjadi besar, padahal alangkah indah nya hidup dengan perdamaian, hidup berdampingan, hidup saling memberi,saling mengasihi dan menyayangi menjadi modal dasar untuk menjaga keutuhan bangsa dan Negara yang diperjuangan oleh para pejuang dahulu yang tidak mengenal pamrih, atau upah yang harus diterima. Jangankan upah nyawa dan darah mereka korbankan untuk yang nama MERDEKA.
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar